Sunday, January 28, 2007

Surga dan Neraka di dalam Veda (part 2)

Uraian mengenai Surga

Kita semua tahu bahwa jika diberikan pilihan, semuanya makan akan memilih pergi ke surga. Dan sebagaian besara orang mempunyai sejenis pemahaman akan surga yang membuat mereka yakin bahwa surga adalah suatu tempat yang luar biasa. Bahkan jika kehidupan kita di bumi jauh dari ideal, jika kita sekali sudah mencapai surga, maka segala sesuatunya akan menjadi baik-baik saja. Namun setiap seseorang memberitahu saya tentagn uraian surga, saya mendapatkan uraian/pendapat yang berbeda-beda.

Di dalam kitab kitab Veda, kita memdaptakan informasi yang eksplisit tentang apakah surga itu, misalnya kita dapat malihat beberapa tempat dibumi yang sebenarnya bagaikan surga. jika kamu mengunjungi sebuah pulau tropis dimana ada pantai-pantai panjang berpasir putih yang cukup mendapat cahaya matahari yang dilengkapi dengan hembusan angin sejuk yang melewati pohon-pohonnya, membawa aroma bunga-bunga eksotis dan suara-suara ombak air sebening kristal menghempas tepi pantai dan jangan lupa pula, ada gadis-gadis yang berbadan indah memakai busana penuh warna, siap melayani segala kebutuhan kita. Tidakkah kamu merasa seperti di surga? Tak diragukan banyak orang akan suka pengalaman semacam itu, karena setiap orang tertarik di dalam kenikmatan material. Namun Masalahnya adalah tempat-tempat seperti itu sulit dicapai atau makan banyak biaya untuk tinggal lama disana atau kita harus segera balik setelah kunjungan singkat. Kunjungan semacam itu tidak pernah cukup, dan kita akan selalu ingin kembali ke tempat-tempat serupa, lagi dan lagi.

Srimad Bhagavatam menguraikan bahwa tempat-tempat surgawi itu merupakan tempat dimana para makhluk hidup mengahabiskan/menggunakan kegiata-kegiatan salehnya yang lalu. Tempat-tempat surgawi ditemukan di tiga tempat yaitu di atas bumi, surga planet-planet bawah, dan planet-planet surga atas. Hanya orang-orang yg paling sangat saleh dapat memasuki surga atas. Orang-orang hanya dapat mengalami atmosfer surga yang lebih rendah yang dapat ditemukan di bumi atau planet-planet bawah.

Dijelaskan di dalam Srimad Bhagavatam (5.17.12) bahwa di surga atas termasuk dibumi sebelum munculnya jaman kali ribuan tahun yang lalu para penduduk hidup selama sepuluh ribu tahun dan semuanya mirip dewa. “mereka mempunyai kekuatan badan sepuluh ribu gajah dan badan sekuat halilintar. Masa muda dalam kehidupan mereka sangat menyenangkan, baik pria dan wanita menikmati persatuan seks dengat sangat menyenangkan dengan jangka waktu yang lama. Setelah sekian lama mengalami kenikmatan sensual dan ketika sekitar setahun masa kehidupan masih tersisa-sang ister mendapatkan seorang anak. Demikianlah standar kesenangan para penuduk surga ini sama persis dengan manusia yang hidup pada Treta-yuga (ketika tidak ada gangguan).

Bahkan planet bumi ini merupakan surga pada zaman satya-yuga dan treta yuga. Setiap orang sangat saleh dan mempraktekkan yoga. Mereka tidak begitu mempedulikan kenikmatan inderawi, meskipun tersedia dengan mudah. Demikianlah, planet bumi menyediakan para penduduknya dengan segala yang mereka butuhkan dengan atmosfer yang paling menyenangkan. Baru kemudian, setelah datang Dvapara yuga dan khususnya zaman sekarang Kali yuga,

Ada banyak taman penuh bunga dan buah sesuai dengan musim, dan ada pertapaan2 yang dihias dengan baik. Antara gunung-gunung besar yang membatasi batasan wilayah2 ada danau danau yang sangat besar berisi air jernihpenuh dengan bunga-bunga padma yang baru tumbuh. Burung air seperti angsa, bebek, ayam air, dan angsa merasa sangat senang karena keharuman bunga-bunga padma, dan suara-suara kumbang yang mempesona memenuhi udara. Para penduduk negeri ini merupakan pemimpin-pemimpin penting di antara para dewa. Selalu disertai oleh para pelayan mereka yang terhormat, mereka menikmati hidup di taman-taman disisi-sisi danau. Dalam keadaan yang menyenangkan, isteri-isteri para dewa tersenyum playfully kepada suami-suami mereka dan melihat mereka dengan tatapan nafsu.seluruh dewa dan isteri-isterinya di sediakan bubuh cendana dan kalungan bungan secara teratur oleh pelayan-pelayan mereka. Dengan cara begini, para penduduk varsha kedelapan menikmati, tertarik dengan keigatan lawan jenis.

Dari uraian ini, kita dapat melihat bahwa kesenangan surgawi yang dialami oleh para penduduk planet-planet atas sering berdasarkan seks dan semua itu hanya kenikmatan inderawi yang berbentuk lebih halus saja. Hal ini tidak banyak berbeda dari apa yang dialami oleh manusia di bumi. Satu perbedaannya adalah para penduduk planet planet itu menikmati seperti itu tanpa ada gangguan selama bertahun-tahun jika mereka menginginkn; sedangkan, para penduduk bumi hanya dapat menikmati seperti itu hanya dalam waktu singkat.

Uraian lain tentang beberapa bagian surga di planet-planet atas adalah tentang gunung Trikuta, yang tingginya 80.000 mil dan dikelilingi oleh sebuah lautan susu. Seperti halnya bumi dikelilingi oleh air asin, planet-planet atas juga memiliki lautan, namun terdiri dari air-air yang lebih menyenangkan.

“tiga bahan dasar yang utama yang ada di puncak gunung Trikuta terbuat dari besi, perak dan emas, dan memeperindah segala arah dan angkasa.Gunung ini juga memeiliki puncak yanglain, yang penuh dengan permata dan berbagai mineral dan dihiasi dengan pohon-pohon, tanaman menjalar dan semak-semak yang indah. Suara-suara air terjun di atas gunung menciptakan vibrasi yang menyenangkan. Begitulah adanya gunung itu, semakin meningkatkan keindahan di segala penjuru. Tanah lapang di kaki gunung selalu di bersihkan oleh gelombang ombak susu membentuk emerald di sekiling gunung di delapan penjuru mata angin. Para penduduk planet-planet atas seperti para Siddha, Carana, Ghandarva, Vidyadhara, para Naga, Kinnara dan Apsara- biasanya pergi ke gunung untuk sport. Demikialgha semua gua gua di gunungpenug dengan penduduk 2 surgawi ini.” (bhag.8.2.7-8)

“lembah-lembah di bawah gunung Trikuta terhias indah dengan banyak beraneka hewan hutan, dan di dalam pohon-pohon, yang terawatt di taman-taman oleh para dewa, ada beareka jenis burung bersiul/mengerik? dengan suara-suara merdu. Gunung Trikuta punya banyak danau dan sungai, dengan pantai-pantai yang ditutupi dengan permata/mutiara2 kecil menyerupai butiran2 pasir. Airnya sejernih kristal, dan ketika bidadari para dewa mandi di dalamnya, badan-badan mereka memeberikan keharuman kepda air dan angina sepoi yang bertiup disana, yang memeperkaya atmosfer disana.” (Bhag. 8.2.7-8)

Di planet-planet surga, badan-badan para wanitanya/maidens tidak hanya indah, tetapi juga memberikan keharuman kepada danau-danau dan juga angina sepoi yang bertiup. Di planet bumi ini, setiap orang dapat mengalami bahkan jika badan kita tidak dimandikan setiap hari, maka akan mulai berbau tidak sedap. Untuk menutupinya, orang sering menggunkan deodorant atau wewangian buatan untuk badan mereka agar berbau harum, untuk menutupi kenyataan bahwa mereka tidak mandi dengan teratur. Tentu saja, hal ini, jauh dari standar surga ketika kita harus mentolerir bau tak sedap badan orang-orang di sekitar kita. Oleh karena itu, hal ini, adalah pembanding yang baik untuk mengerti bagaimana planet-planet surga ribuan kali lebih mewah disbanding planet bumi ini.

Dengan mempelajari literature Veda, kita dapat mempelajari tempat-tempat seperti surga ini. Namun mencobak untuk mencapai pengetahuna seperti itu lewat indera dan peralatan yang terbatas seperti teleskop, yang merupakan perpanjangan indera2 kita yang cenderung salah faulty sense, kita tak akan pernah mampu mengamatai dengan wajar keadaan-keadaan dari planet planet yang lebih tinggi. Oleh karena itu, kita dapat mendapat pemahaman apa planet planet yang lebih itnggi itu seperti uraian yang ditemukan di dalam buku2 seperti Srimad-Bhagavatam, yang menguraikan kemewahan dewa Indra, Raja Surga, sebagai berikut :

“Hiranyakasipu, Yang memiliki segala kemewahan mulai bermukim di surga, dengan taman Nandananya yang terkenal, yang dinikmati oleh para dewa. Pada kenyataannya, dia tinggal di istana dewa Indra, Raja Surga, yang paling mewah. Istana itu di bangun secara langsung oleh arsitek para dewa Visvakarma dan dibuat sedemikian hingga indah solah olah dewi keberuntangan alam semesta ini berstana disana. Jalan-jalamnsetapa di kediaman Raja Indra terbuat dari coral, lantai na terhias dengan emerald yang tak ternilai, tembok-tebokna terbuat dari kristal, dan ilar pilar terbuat dari batu yang bernamavaidurya.canopi-canopi terhias dengan indah, tempat tempat duduk terhias dengan ruby, dan tempat tidur dari sutera, seputih busa, yang terhias mutiara. Gadis-gadis istana itu

kebanyakan dari kita bahakan tidak dapat membayangkan sebuah rumah dengan tembok2 kristal, coral steps, lantai yang dilapasi jamrud, kursi kurs dilpaisi ruby, dan tempat-tempat tidur dilapaisimutiara. Namun disisni adalah sebuah uraian istana amat besarsejenis ini, dimana banyak orang tinggal. Ini adalah wilayah surga dimana hanya merka yang kualifaid dapat memasukinya. Kita taka akan mampu pergi kesana dengan alat alat roket atau capsul ruang angkasa. Satu satu cara yang sebenarnya kita dapat memasuki atmosfer kahyangan atau surga adalah dengan kegiatan-kegiatan saleh, karma baik, atau kesempurnaan mistis. Bagaimana pun, bagi mereka syng benar2 bijaksana, mencapai surga tak begitu penting.

Kesempatannya ada di bumi ini

Seorang manusia bijaksana yang pebnuh pengetahuan bagaimana dunia ii bekerja tahu bahwa di planet-planet surga, dan dimanapun juga, ada kelahiran dan kematian. Para penduduk planet-planet atashidup sangat lama dilihat dari perhitungan bumi, namun akhirnya disana juga kehiduapn akan berakhir. Bagaimaan pun juga, masih di dalam dunia material ini, diaman segala sesuatunya secara beratahap merosot, rusak dan terbagi/hancur. Seperti halnya seseorang menabunga uang, pergi berlibu ke hawai atau suatu tempat dan menghabiskan kesluruhan waktu untuk dapat menikmati, bersantai, dan hanya melakukan segala sesuatau yang ia suka, ketika uang habis dipakai maka ia harus kemabali pualang keruamah dan kembali bekerja. Sama halnya seperti itu, setelah seseorang melaksanakan banyak perbuatan saleh dan mengumpulkan berimpah karma baik, orang mungkin dapat memasuki wilayah surga untuk hidup dan menikmati Selma ribuan tahun. Namun ketika reaksi reaksi saleh yang terkumpul telah habis digunakan, keberadaannya di surga berakhir dan dia mulia lagi sistem planet tengah bumi untuk memulai lagi. Hal ini dijelaskan didalam Munduka Upanisahd (1.2.10): “dengan menganggap kurban dan kegiatan baik/kebajikan sebagai yang terbaik, orang-orang bodoh ini tidak mengetahui kebaiakan yang lebih tinggi,.dan setelah menikmati (pahala meraka) di surga ng lebih tinggi, yang didapat dari kegiaran baik, mereka masuk lagi bumi ini atau yang lebih rendah.”

Oleh karena itu, Resi-resi yang penuh pengetahuan menganggap surga dan segala kemewahannya tidak lebih dari sekedar phantasmagoria, sebuah mimpi yang menkjubkan namun temporer. Itulah, dalam kenyataanadalah kehidupan diatas segala lecel eksistensi di dalam ciptaan material ini. Oleh karena itu sri Krishna Menjelaskan di dalam Bhagavad Gita : “dari planet yang paling tinggi sampai planet yang paling rendah, semuanya adalah temapat-tempat kesengsaraan dimana berlangsung kelahiran dan kematian yang berulang. Namun dia yang telah mencapai Tempat Tinggal-Ku, wahai putera Kunti, tak akan pernah lahir lagi.” (bg. 8.16)

Mereka yang serius sibuk dalam jalan spiritual tidak punya concern apakah meerkea memasuki surga atau neraka. Bagi mereka, surga dapat menjadi neraka tanpa Pemujan pada Tuhan dan neraka dapat menjadi surga hanya dengan bermeditasi pada atmosfer spiritual. Tidak begitu penting diaman kamu berada, namun bagaiman kamu menggunakan waktumu yang membuat beda, seperti dijelasakn dalam sloka berikut ini.

“Oh TUhan, kami berdoa semoga Engkau membiarkan kami lahir di dalam segala keondisi kehidupan neraka, kalau hati kami dan pikiran kami selalu sibuk di dalam pelayann suci kepada Kaki-padma-Mu, kata-kata kami menjadi lebih indah (hanya dengan membicarakan segala kegiatan mu) seperti halnya daun tulasi dipercantik ketika dipersembahakan kepad Kaki-Padma_Mu, dan sepanjgan telinga kami selaliu mendengar tentagn sefat-sifat rohani-Mu.” (Bhag.3.15.49)

sekarang kita dapat mulai melihat planet tengah, yaitu bumi, adalah tempat dimana seseorang dapat pergi ke surga, atau ke neraka, atau ke dunia rohani yang sepenuhnya berada diluar ciptaan/dunia material ini. Di surga, atmosfernya sangat kondusif untuk kenikmatan indera dimana seseorang sulit sekali berkonsentrasi untuk embuat kemajuan dalam spiritual. Di planet-planet yang lebih rendah, hidup terlalu menderita dan sengsara, atau masyarakatnya terlalu materialistic untuk sibuk dalam kegiatan spiritual. Tetapi di planet pertengahan ini, umumnya hdiup tidak begitu surgawi atau nerakawi. Oleh karena itu, ia merupakan lingkungan yang cocok untuk seseorang melaksanakan jalan spiritual.

“Karena bentuk kehidupan manusia merupakan posisi yang mulia untuk keinsyafan spiritual, semua para dewa di surga berbicara seperti ini: Betapa hebatnya makhluk manusia ini karena lahir di Bharata-varsha (planet bumi). Mereka pasti telah melaksanakan kegiatan-kegiatan saleh berupa pertapaan di masa lalu, atau Pribadi Tuhan Yang Maha Esa Sendiri sudah puas dengan mereka. Kalau tidak, bagaimana mungkin mereka sibuk di dalam pengabdian suci dalam begitu banyak cara? Kita para dewa hanya dapat bericta-cita untuk mendapat kelahiran sebagai manusia di Bharata-varsha untuk melaksanakan pengabdian suci, namun umat manusia ini sudah melaksanakan disana.(Bhag. 5.19.21)

“Setelah melaksankan tugas yang amat sulit dalam kurban suci ritualistic Veda, melaksanakan pertapaan, melaskasnakan sumpah dan berderma, kami telah mendapatkan kedudukan ini sebagai penduduk planet-planet surga. Namun apakah nilai dari prestasi ini? disini kami sangat sibuk dalam kepuasan indera material, dan oleh karena itu kami sangat sulit untuk mengingat Kaki-Padma Narayana. Tentu saja, karena pemuasan indera yang berlebhian, kami hampir selalu melupakan Kaki-PadmaNya.” (Bhag.5.19.22)

“Sebuah hidup singkat di tanah Bharata-varsha adalah lebih baik dibanding sebuah hidup di Brahmaloka selama jutaan dan miliaran tahun karena jika seseorang diangkat ke Brahma Loka, dia juga mengulamgi kelahiran dan kematian. Meskipun hidup di Bharata varsha, sebuah planet yanglebih rendah, sangat singkat, namun orang yang hidup disana daoat meningkatkan dirinya ke dalam Kesadaran Krishna penuh dan mencapai kesempurnaan tertinggi, bahkan dalam dalam hidup yang singkat ini, dengan sepenuhnya menyerahkan diri kepada Kaki-Padma Tuhan. Demikianlah seseorang dapat menapai Vaikunthaloka (planetplanet rohani), dimana tidak ada kecemasan dan tidak pula ada kelahiran kembali dalam badan material.” (bhag.5.19.23)

“Bharata varsa menawarkan llingkangan dan tempat yang tepat dimana melaksanakan Pengabdian suci (Bhakti-Yoga), yang dapat membebaskan orang dari segala akibat jnana (pengetahuan spekuasli) dan karma. Jika seseorang mendapatkan sebuah badan manusia di tanah Bharata varsha, dengan organ sensori yang jelas dengan mana dapat melaksansakan sankirtan yajna 9 mengucapakan atau menyanyikan dan keagungan nama suci Tuhan), tetapi walupu ada kesempatan ini ia tidak menjalankan pengabdian suci, maka dia memang seperti hewan dan burung hutan yang bebas yang kurang pemeliharaan dan oleh karena itu sekali lagi terntagkap oleh pemburu.” (bhag. 5.19.25)

Ayat-ayat ini dari Srimad-Bhagavatam secara langsung menekankan kesempatan jarang yang ktai dapat sekarang yang kita tahu diri kita sudah berada di planet bumi ini. Orang yang tidak menggunakan kesempatan seperti ini untuk sibuk dalam pncarian untuk kemajuan spiritual, maka pastilah hidup hanya untuk mati tanpa membaut kemajuan yang nyata kearah kekebabasan dari eksisitensi material. Bahkan para dewa berdo auntuk lahir di Bharata varssha.

(artikel yang dimuat belum diedit, akan dimuat editannya lagi)
edisi editing dapat diminta dg email ke dvibhuja.bsds@gmail.com

No comments:

Blog Archive